Mengukir Hikayat di Pasir Putih Gersik


Apa yang tergambar di benak sobat tatkala memandang laut yang jauh, deburan ombak bergeletar menampar-nampar kalbu, lalu sesekali sobat menyaksikan istana pasir yang dibangun seorang bocah runtuh dihantam ombak yang menepi? Jawabannya jelas subjektif, tergantung darimana kita membidikkan kepekaan imaji dalam memandang setiap helai peristiwa yang tersaji di hadapan kita, rentetan fenomena yang membentang di batas cakrawla yang tak secuilpun mampu kita kuak. Subahanallah!

Itulah barangkali yang menjadi pengalaman saya sendiri, bersama dengan teman-teman angkatan 2006, ketika berkunjung ke Pasir Putih, Delegan, Gersik tadi malam. Angin yang bertiup semilir menambah suana bertambah romantis, membuat pikiran segar kembali, seolah terbebaskan dari sekian banyak tugas kuliah yang berjubel.

Agenda insidentil angkatan ini dikemas dengan menarik, karena selain memperbincangkan eksistensi-orientasi angkatan ke depan, agenda ini mengandung unsur relaksasi yang membuat peserta tidak jenuh, tidak terlalu monoton. Forum formal pun hanya digelar lesehan, duduk santai di bibir pantai sambil sesekali menikmati kerlip lampu perahu nelayan jauh di tengah laut sana.

Acara bakar ikan pun berlangsung meriah. Jika para pengunjung lain ingin menyantap ikan bakar harus merogoh uang saku, bagi kami tidak berlaku alis free. Ini tidak lain karena beberapa peserta angkatan berasal dari Delegan, dan rumahnya berdekatan dengan lokasi pantai Pasir Putih. Ada sahabat Ilul yang menyediakan ikan Bandeng karena tambaknya lagi panen. Ada sahabat Ziyah yang menyediakan hidangan makan malam dan Shabat Chotim yang telah menyiapkan bahan rujak santai. Pokoknya acara angkatan kali ini asyik banget deh. Pasalnya serba free alias gratis..










Semoga dengan adanya refleksi angkatan ini, kerekatan emosional antara kita makin terjalin, kokoh tak tertandingi seperti semen Gersik!! 14 Juni 2009

Post a Comment

Previous Post Next Post