Setelah Jembatan Suramadu resmi dibuka untuk umum pada hari Sabtu (13/6) yang lalu, geliat antusiame warga untuk mencicipi nuansa jembatan terpanjang se-Asia ini mulai kentara. Terbukti dengan banyaknya warga Madura-Surabaya dan kota lainnya yang menyempatkan waktunya untuk melintasi jembatan ini, meski hanya sekedar iseng.
Salah satu ekses yang muncul adalah membeludaknya kendaraan roda dua maupun roda empat yang berakibat pada kemacetan di sekitar akses masuk Surabaya, baik sisi Madura maupun Surabaya. Dengan menggunakan logika "aji mumpung gratis", daya tarik jembatan yang menghabiskan dana 4 triliun rupiah ini seolah penuh dimensi magis dan menyihir siapa saja untuk betah menikmatinya.
Lihatlah, para pelintas jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu malah menjadikan poros tengah jembatan sebagai tempat nongkrong untuk menikmati senja dan pesona sunset yang maha indah. Tidak peduli pengendara motor, mobil, bahkan bus pariwisata juga berhenti untuk sekedar menikmati bangunan yang diharapkan bisa menjadi ikon serta landmark yang membanggakan itu. Tidak peduli muda-mudi yang sedang kencan, para Kiai dengan sanak keluarganya, para sales dan sopir-sopir truk sekalipun, mereka seolah terhipnotis oleh keindahan jembatan yang sudah digagas sejak tahun 1960-an ini.
Ya, inilah barangkali salah satu shock effect dari hadirnya "sesuatu" yang baru dan menarik perhatian. Di luar itu semua, semoga Jembatan Suramadu mampu menyuguhkan lebih banyak manfaat daripada mmudaratnya.
Berikut ini, saya tampilkan foto hasil perjalanan melintasi jembatan SUramadu bersama teman saya, Quddus el-Faraby tadi sore.
Nongkrong di atas motor | Potert senja yang menawan
Main Bridge jembatan Suramadu | Para pelintas sejenak menikmati
Gadis cantik sedang berakting | Pintu masuk sisi Madura
Kemacetan di akses masuk | Nyaman melintas di atas jembatan
16 Juni 2009
Salah satu ekses yang muncul adalah membeludaknya kendaraan roda dua maupun roda empat yang berakibat pada kemacetan di sekitar akses masuk Surabaya, baik sisi Madura maupun Surabaya. Dengan menggunakan logika "aji mumpung gratis", daya tarik jembatan yang menghabiskan dana 4 triliun rupiah ini seolah penuh dimensi magis dan menyihir siapa saja untuk betah menikmatinya.
Lihatlah, para pelintas jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu malah menjadikan poros tengah jembatan sebagai tempat nongkrong untuk menikmati senja dan pesona sunset yang maha indah. Tidak peduli pengendara motor, mobil, bahkan bus pariwisata juga berhenti untuk sekedar menikmati bangunan yang diharapkan bisa menjadi ikon serta landmark yang membanggakan itu. Tidak peduli muda-mudi yang sedang kencan, para Kiai dengan sanak keluarganya, para sales dan sopir-sopir truk sekalipun, mereka seolah terhipnotis oleh keindahan jembatan yang sudah digagas sejak tahun 1960-an ini.
Ya, inilah barangkali salah satu shock effect dari hadirnya "sesuatu" yang baru dan menarik perhatian. Di luar itu semua, semoga Jembatan Suramadu mampu menyuguhkan lebih banyak manfaat daripada mmudaratnya.
Berikut ini, saya tampilkan foto hasil perjalanan melintasi jembatan SUramadu bersama teman saya, Quddus el-Faraby tadi sore.
Nongkrong di atas motor | Potert senja yang menawan
Main Bridge jembatan Suramadu | Para pelintas sejenak menikmati
Gadis cantik sedang berakting | Pintu masuk sisi Madura
Kemacetan di akses masuk | Nyaman melintas di atas jembatan
Post a Comment